Di pojok ranjang berukuran panjang, sesosok wanita duduk menyendiri berurai air mata. Sesekali ia meraba peritnya yang semakin membesar lalu mengajaknya bicara.
"Anakku, sebentar lagi kamu akan terlahir kedunia........"
Suara itu terputus bersama uraian air mata di wajah mungilnya yang masih muda.Khairatunnisa,nama yang cukup indah pemberian ayahny ketika ia berumur 7 hari,tepat pada hari aqikahnya.wanita yang baik arti dari nama tersebut.
Delapan bulan yang lalu,ia dinikahkan deengan seorang pemuda pilihan kakak sulungnya, Rahma.waktu itu nisa berumur 17 tahun,masih belia memang tapi karena uzur,ia terpaksa dinikahkan kedua orang tuanya. pernihan itupun terjadi setelah Nisa didesak pihak kelularga.keterpaksaan itulah menjadi masalah dalam rumah tangganya kelak.
"Ibu,aku masih kuliah,nanti dululah nikahnya setelah kuselesaikan strata satuku"Elak Nisa
"Nak,ibu s udah kehabisan alasan tuk menolak lamaran orang.sudah puluhan orang datang melamarmu semua ibu tolak. tapi kali ini ibu menyerah."
"Dik,nikah sambil kuliah tak jadi masalah,buktinya kakak juga selesai dengan hasil yang memuaskan.anak juga sudah punya."Tambah Rahma
"baiklah,akan kujalani hidup baru ini."
Wajah sumringah disertai senyum bermekaran, terlihat di raut wajah
sang ayah yang tak pernah berkomentar pada putri bungsunya.Ia bahagia atas kaputusan
anaknya.
pernikahan telah tiba,Nisa dan suaminya duduk bersanding dipelamina menikmati kebahagian yang belum pernah dinikmati sepanjang hidipnya.
###################
Tidak ada komentar:
Posting Komentar